Pemuda Gambus
Abu Yazid sering pergi berziarah ke berbagai perkuburan. Suatu malam, ketika ia dalam perjalanan kembali dari berziarah, seorang pemuda bangsawan mendekat sambil memainkan gambus. Abu Yazid berujar, "Ya Allah, selamatkan kami." Mendengar kata-kata itu, pemuda tersebut mengangkat gambusnya dan memukulkannya ke kepala Abu Yazid, hingga melukai kepala Abu Yazid dan gambus itu sendiri pun patah.
Pemuda itu sedang mabuk dan tidak menyadari siapa yang dipukulnya. Abu Yazid kembali kepada para sahabatnya dan menunggu hingga pagi hari. Lalu ia memanggil salah seorang sahabatnya. "Berapa harga sebuah gambus?" tanyanya. Sahabatnya memberitahunya. Kemudian ia membungkus uang sejumlah itu dengan sehelai pakaian, menambahkan sepotong manisan, dan mengirimkannya kepada si pemuda.
Abu Yazid berpesan kepada kurirnya, "Katakan pada pemuda itu bahwa Abu Yazid memohon maaf. Katakan padanya bahwa aku berpesan, "Semalam engkau memukul aku dengan gambusmu hingga gambusmu itu patah. Terimalah uang ini sebagai ganti rugi, dan belilah gambus baru. Sedangkan, manisan ini adalah pelipur lara, untuk menghilangkan kesedihan dalam hatimu karena gambusnya patah"." Saat pemuda bangsawan itu menyadari apa yang telah ia lakukan, ia mendatangi Abu Yazid dan memohon maaf. Ia bertobat, dan banyak pemuda lain yang ikut bertobat bersamanya.
Abu Yazid sering pergi berziarah ke berbagai perkuburan. Suatu malam, ketika ia dalam perjalanan kembali dari berziarah, seorang pemuda bangsawan mendekat sambil memainkan gambus. Abu Yazid berujar, "Ya Allah, selamatkan kami." Mendengar kata-kata itu, pemuda tersebut mengangkat gambusnya dan memukulkannya ke kepala Abu Yazid, hingga melukai kepala Abu Yazid dan gambus itu sendiri pun patah.
Pemuda itu sedang mabuk dan tidak menyadari siapa yang dipukulnya. Abu Yazid kembali kepada para sahabatnya dan menunggu hingga pagi hari. Lalu ia memanggil salah seorang sahabatnya. "Berapa harga sebuah gambus?" tanyanya. Sahabatnya memberitahunya. Kemudian ia membungkus uang sejumlah itu dengan sehelai pakaian, menambahkan sepotong manisan, dan mengirimkannya kepada si pemuda.
Abu Yazid berpesan kepada kurirnya, "Katakan pada pemuda itu bahwa Abu Yazid memohon maaf. Katakan padanya bahwa aku berpesan, "Semalam engkau memukul aku dengan gambusmu hingga gambusmu itu patah. Terimalah uang ini sebagai ganti rugi, dan belilah gambus baru. Sedangkan, manisan ini adalah pelipur lara, untuk menghilangkan kesedihan dalam hatimu karena gambusnya patah"." Saat pemuda bangsawan itu menyadari apa yang telah ia lakukan, ia mendatangi Abu Yazid dan memohon maaf. Ia bertobat, dan banyak pemuda lain yang ikut bertobat bersamanya.
0 comments:
Post a Comment