Kutamaan
Ilmu Dan Ulama Serta Keutamaan Proses Belajar Dan Mengajar
Allah berfirman:
يرفع
الله الذين أمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات
“ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara engkau
dan orang –orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat “ (Q.S.
Al-Mujadalah : 10).
Artinya Allah akan mengangkat
derajat para ‘ulama (orang yang ahli dalam bidang keilmuan), sebab mereka sanggup
memadukan antara ilmu pengetahuan dan pengamalannya
Ibnu Abbas telah
berkata ra.: "Derajat ulama’ itu jauh diatas orang mukmin dengan selisih
tujuh ratus derajat, sedangkan jarak antara dua derajat kira-kira perjalanan
lima ratus tahun".
Allah berfirman:
شهد
الله أنه لا إله إلا هو و الملائكة وأولو العلم …الاية
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah
memulai firmannya dengan menyebut Dzatnya sendiri, kedua kalinya menyebut
malaikat dan ketiga kalinya menyebut orang-orang yang memiliki ilmu
pengetahuan.
Cukuplah bagimu berpegang teguh
pada ketiga hal ini untuk memperoleh untuk memperoleh kemulyaan, keutamaan dan
keagungan.
Allah berfirman:
إنما
يخشى الله من عباده العلماء
“
sesungguhnya dari hamba-hamba Allah yang takut kepada Allah adalah para 'ulama”.(Q.
S. Al-Fathir : 28)
Dan Allah juga berfirman:
- إن الذبن أمنوا وعملوا الصالحات أولئك هم
خير البرية
- جزاؤهم عند ربهم جنات عدن تجري من تحتهاالانهار خالدين فيها
أبدا رضي الله عنهم ورضوا عنه ذالك لمن خشي ربه
7. “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah
sebaik-baiknya makhluq“.
8.“Balasan
mereka disisi Tuhan mereka adalah surga and yang mengalir dibawahnya
sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Tuhanya” ( Q.S. Al Bayyinah:7-8 ).
Dua ayat di atas menetapkan
bahwa para ulama’ adalah orang-orang merasa takut kepada Allah. Orang yang merasa
takut kepada Allah adalah termasuk sebaik-baik makhluq. Dengan demikian dapat
diambil sebuah kesimpulan bahwa mereka adalah sebaik-baik makhluq.
Rasulullah bersabda:
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
“Barang siapa yang
dikehendaki baik oileh Allah , maka allahakan memberikan kefahaman terhadap
ilmu fiqh” .
Rasulullah juga bersabda:
ألعلماء ورثة الأنبياء , وحسبك بهذه الدرجات مجدا وفخرا وبهذه
الرتبة شرفا وذكرا, وإذا كان لا رتبة فوق النبوة فلا شرف فوق شرف الوراثة لتلك
الرتبة
”‘Ulama’ adalah pewaris
para Nabi, cukuplah bagimu dengan derajat ini untuk memperoleh sebuah keagunaan
dan kebanggaan diri. Dan (cukuplah bagimu) dengan tingkatan ini untuk memperoleh
kemuliaan dan panggilan yang agung. Ketika sudah tidak ada lagi tingkatan di
atas tingkat kenabian, maka tidak ada satupun kemuliaan yang melebihi kemuliaan
warisan tingkatan tersebu"t.
Ujung dari sebuah
ilmu adalah pengamalan, karena pengamalan itu adalah buah dari ilmu itu
sendiri, fungsi dari pada umur dan bekal untuk akherat nanti.
Barang siapa yang
memperoleh ilmu, maka ia akan bahagia. Barang siapa yang tidak memperolehnya,
maka ia termasuk golongan orang–orang yang merugi.
Suatu ketika di
samping Rasulullah disebutkan ada dua orang laki-laki, yang pertama adalah orang
yang ahli ibadah dan yang kedua adalah orang yang ahli ilmu. Kemudian
Rasulullah berkata: “Keutamaan orang yang berilmu dibandingkan dengan orang
yang ahli ibadah adalah seperti keutamaanku melebihi kalian semua”.
Rasulullah SAW
bersabda :
طلب العلم فريضة على كل مسلم و مسلمة,و طالب العلم يستغفر له كل شيء حتى الحوت في البحر
“Mencari ilmu adalah
kewajiban bagi setiap orang Islam laki-laki danperempuan. Orang yang mencari
ilmu itu akan dimintakan ampun oleh setiap sesuatu yang ada di muka bumi ini
sampai ikan-ikan yang berada di lautan”.
Rasulullah SAW bersabda:
من غدا لطلب العلم صلت عليه الملائكة وبورك له في معيشته
“Barang siapa
berangkat pergi di pagi hari dengan tujuan mencari ilmu, maka para malaikat
akan mendo’akannya dan diberkahi kehidupannya“.
Rasulullah SAW
bersabda:
من غدا إلى المسجد لا يريد إلا أن يتعلم خيرا أو يعلمه كان له كاجر حج تام
“Barang siapa yang berangkat pergi di pagi hari
untuk ke masjid, sementara dia tidak menghendaki sesuatu kecuali untuk
mempelajari kebaikan atau untuk mengajarkan kebaikan, maka berhak memperoleh pahala
seperti pahalanya orang yang melakukan ibadah haji secara sempurna”.
Rasulullah SAW
bersabda:
ألعالم وا لمتعلم كهذه من هذه وجمع بين المسبحة والتي تليها شريكان في الاجر ولا خير في سائر الناس بعد
“Orang yang
mengajarkan ilmu pengetahuan dan orang yang mempelajarinya seperti ini dari ini.
Nabi mengumpulkan antara dua jari telunjuk, jari yang berdampingan merupakan
dua jari yang saling bersekutu dalam hal kebaikan, dan tidak ada satupun
kebaikan di kalangan seluruh manusia setelah proses belajar dan mengajar.
Rasulullah S.A.W
bersabda :
أغدعالما أومتعلما أو مستمعا أو محبا لذلك ولا تكن الخامس فتهلك
“Jadilah engkau pengajar atau pelajar atau pendengar atau pecinta terhadap ilmu pengetahuan. Dan janganlah engkau jadi orang kelima, karena hal itulah engkau akan binasa.
Rasulullah SAW
bersabda :
تعلمواالعلم وعلموه الناس
“Pelajarilah ilmu pengetahuan dan amalkanlah ilmu itu kepada manusia lainnya”.
Rasulullah SAW
bersabda:
إذا رأيتم رياض الجنة فارتعوا فقيل يا رسول الله وما رياض الجنة, حلق الذكر
“Apabila kalian semua melihat taman-taman
surga, maka tempatilah!. Kemudian dikatakan, "Wahai Rasulullah? apa yang
dimaksud dengan taman surga itu?". Beliau menjawab: "Taman surga itu adalah taman yang digunakan untuk diskusi
atau pertukaran ilmu".
Imam Atha’ berkata: "Yang
dimaksud taman surga itu adalah majlis-majlis yang digunakan untuk membahas masalah
halal dan haram; bagaimana cara engkau melakukan jual beli, bagaimana cara
engkau melakukan shalat, bagaimana cara engkau mengeluarkan zakat, bagaimana
cara engkau melakukan ibadah haji yang sempurna, bagaimana cara engkau melakukan
pernikahan, bagaimana cara engkau mencerai isteri dan lain sebagainya".
Rasulullah SAW bersabda:
تعلموا العلم واعلمول به
“Pelajarilah ilmu
pengetahuan dan amalkanlah ilmu itu”.
Rasulullah SAW
bersabda:
تعلموا العلم وكونوا من أهله
“Pelajarilah ilmu pengetahuan dan jadilah kalian sebagai ahlinya
".
Rasulullah SAW
bersabda:
يوزن يوم
القيامة مداد العلماء ودم الشهداء
“Pada hari kiamat nanti akan ditimbang
tinta-tinta (karya-karya) para ulama' dan darah orang yang mati syahid"
Rasulullah SAW
bersabda:
ما عبد الله بشيء أفضل من فقه في الدين , ولفقيه واحد أشد على الشيطان من ألف عابد
“Allah tidak akan disembah dengan sesuatu yang
lebih utama dari pada faham dalam ilmu fiqih (agama), karena sesungguhnya satu
orang yang ahli dalam bidang ilmu fiqh itu lebih berat bagi setan dari pada
seribu orang yang ahli ibadah (tanpa ilmu fiqh)“.
Rasulullah SAW
bersabda:
يشفع يوم القيامة ثلاثة الأنبياء ثم العلماء ثم لشهداء
“Ada tiga orang yang berhak memberikan
syafa’at kepada orang lain nanti pada hari kiamat, yaitu: para nabi, para ulama
dan para syuhada”.
Dan diriwayatkan,
bahwa para ulama’ nanti pada hari kiamat berdiri di atas mimbar yang terbuat
dari cahaya (nur)”.
Imam Al Qadli Husain
mencuplik (sebuah hadits) dalam permulaan catatan kakinya, sesungguhnya Rasulullah
telah bersabda: “Barang siapa yang mencintai ilmu dan para ulama’, maka semua
kesalahanya tidak akan ditulis selama hidupnya”.
Ia juga mengatakan, telah
diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda:
من صلى خلف عالم فكأنما صلى خلف نبي, فمن صلى خلف نبي فقد غفر له
“Barang siapa yang melakukan shalat di belakang orang alim, maka
seakan-akan ia melakukan shalat dibelakang Nabi. Dan barang siapa yang melakukan
shalat di belakang Nabi, maka dosa-dosanya diampuni oleh Allah”.
Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Abi Dzar ra, disebutkan bahwa menghadiri tempat-tempat yang
digunakan untuk diskusi ilmiah itu lebih utama dari pada melakukan shalat
seribu rakaat (tanpa ilmu), menyaksikan seribu jenazah dan menjenguk seribu
orang sakit.
Umar Ibn Al Khattab ra. telah
berkata: “Bahwa seorang laki-laki tentunya akan keluar dari rumahnya, sementara
dia mempunyai banyak dosa yang menyamai besarnya gunung Tihamah. Ketika ia
mendengar orang alim, maka ia merasa takut dan ia kemudian bertaubat dari perbuatan
dosanya, kemudian ia kembali ke rumahnya dalam keadaan besih dari dosa, oleh
karena itu janganlah kalian berpisah dari tempat–tempat para ulama’, karena
sesungguhnya Allah menciptakan sejengkal tanahpun di muka bumi ini yang lebih
mulia dibandingkan dengan tempat yang digunakan diskusi para alim ulama.
Imam Al Syarmasahy Al Maliki mencuplik
sebuah hadits dalam pengantar kitabnya “Nazdm Al Dlurar”: "Diriwayatkan
dari nabi SAW, beliau bersabda: “Barang siapa yang mengagungkan orang alim,
maka sesungguhnya ia telah mengagungkan Allah SWT, dan barang siapa yang telah
meremehkan orang alim, maka berarti ia
telah meremehkan Allah dan RasulNya.
Sahabat Ali Karramhullah wajhah
telah berkata: “Cukuplah dengan ilmu kemulyaan dapat diperoleh, walaupun yang
mengakui seseorang yang tidak pernah melaksanaknnya. Dan cukuplah dengan
kebodohan kehinaan itu diperoleh, walaupun seseorang berusaha membebaskan diri
dari kebodohan itu". Kemudian beliau menyanyikan sebuah lagu:
Cukuplah kemuliaan diperoleh
dengan ilmu walaupun yang mengakui (hanyalah) orang bodoh #
Dan ia akan gembira jika suatu
saat di nisbatkan paada ilmu.
Dan cukuplah kehinaan diperoleh
dengan kebodohan, tetapi aku #
Dijaga bila aku dinisbatkan
kepadanya. Dan aku akan marah
Ibnu Al Zubair pernah berkata:
“Bahwasanya Abu Bakar pernah mengirimkan surat kepadaku, ketika itu aku sedang
berada di Iraq. Isi dari surat tersebut adalah sebagai berikut: “Wahai anakku
bergegang teguhlah pada ilmu pengetahuan, karena ketika engkau menjadi orang
miskin maka ilmu itu akan menjadi harta, dan ketika engkau menjadi orang kaya,
maka ilmu itu akan menjadi perhiasan”.
Wahb bin Munabbah berkata: “Sesuatu
yang diperoleh dari ilmu itu bermacam-macam;
1.
Kemuliaan,
walaupun orang yang memilikinya itu orang yang rendahan.
2.
Keluhuran
derajat, walaupun ia diremehkan.
3.
Dekat
(di hati ummat), walaupun ia berada di daerah jauh.
4.
Kekayaan,
walaupun ia miskin harta.
5.
Kewibawaan,
walaupun ia orang yang rendah diri.
Kemudian ia menyanyikan sebuah
lagu dalam memaknainya:
Ilmu itu akan mengantarkan suatu kaum
pada puncak kemulyaan #
Orang yang mempunyai lmu itu akan
terjaga dari kerusakan.
Hai orang yang mempunyai ilmu
bersahajalah!, janganlan engkau mengotorinya #
Dengan perbuatan-perbuatan yang merusak,karena tidak ada pengganti
terhadap sebuah ilmu.
Ilmu itu mengangkat sebuah rumahyang
tak bertiang #
Bodoh itu merobohkan sebuah rumah
keluhuran dan kemulyaan.
Abu Muslim Al Khaulani ra.
berkata: “Para ulama’ dibumi itu seperti bintang-gemintang yang bergelantungan
di atas langit. Jika bintang-gemintang itu tampak bagi manusia, maka mereka
mendapatkan petunjuk karenanya. Tetapi jika bintang-gemintang itu tampak suram,
maka mereka kebingungan karenanya.
Kemudian ia menyaikan sebuah syair lagu dalam
memaknainya:
Tempuhlah ilmu di manapun ilmu itu
berada #
Dari ilmu, bukalah setiap orang yang mempunyai pemahaman
terhadap ilmu
Ilmu berguna untuk menerangi hati
dari kebutaan #
Dan menolong agama, di mana
perintah menolong adalah kewajiban.
Pergaulilah para periwayat ilmu,
dan temanilah para pilihan mereka #
Maka, persahabatan dengan mereka
adalah sebuah hiasan, dan bercampur dengan mereka adalah sebuah keberuntungan.
Janganlah engkau palingkan kedua
pandanganmu dari mereka, sesungguhnya mereka #
Ibarat bintang-gemintang yang menjadi petunjuk, bila satu bintang hilang,
maka muncul bintang yang lain.
Demi Allah, seandainya ilmu tidak
ada, niscaya hidayah tak akan tampak #
Dan tak tampak
pula tanda-tanda perkara yang ghaib
Ka’ab Al Akhbar berkata: "Seandainya
pahala tempat diskusi tampak pada manusia, niscaya mereka akan saling membunuh berebut
pahala, sehingga para pemimpin meninggalkan pemerintahannya dan para Bos pasar akan meninggalkan pasarnya.
Sebagian ulama’ salaf berkata:
"Sebaik-baik pemberian adalah akal, sedangkan sejelek-jelek musibah adalah
kebodohan.
Sebagian ulama’ salaf yang lain
juga berkata: “Ilmu itu sebagai pengaman dari tipu daya setan, juga sebagai
benteng dari tipu daya orang yang dengki dan sebagai petunjuk akal".
Kemudian ia menyanyikan sebuah
syair lagu tentang maknanya:
Alangkah bagusnya akal dan
alangkah terpujinya orang yang berakal#
Alangkah jeleknya kebodohan dan alangkah
tercelanya orang bodoh.
Tak ada ucapan seseorang yang
pantas dalam suatu perdebatan #
Kebodohan itulah yang akan merusaknya
pada hari nanti ketika ia ditanya.
Ilmu adalah sesuatu yang paling
mulia yang diperoleh seseorang #
Orang yang tidak berilmu , maka ia
bukanlah laki-laki.
Wahai saudara kecilku ! Pelajarilah
ilmu dan amalkanlah #
Ilmu itu merupakan sebuah
perhiasan bagi orang yang benar-benartelah mengamalkannya.
Diriwayatkan dari Muadz Bin Jabal
ra. ia berkata: “Pelajarilah ilmu pengetahuan, karena mempelajarinya adalah suatu
kebajikan, mencarinya adalah suatu ibadah, mendiskusikannya adalah tasbih,
membahasnya adalah jihad, menyerahkannya adalah upaya pendekatan diri kepada
Allah SWT dan mengajarkannya kepada orang yang tidak berilmu adalah shadaqah.
Fuzdail bin ‘Iyadl ra. telah
berkata: “Orang yang alim yang mengajarkan ilmunya kepada orang lain, maka ia akan
diundang di kerajaan langit sebagai orang besar".
Sufyan bin ‘Uyainah telah berkata:
“Kedudukan manusia yang paling tinggi di sisi Allah adalah orang yang berada di
antara Allah dan di antara hamba-hambaNya. Mereka itulah para nabi dan para
ulama’".
Ia juga mengakatan: “Di dunia ini seseorang
tidak akan diberi sesuatu yang lebih utama dari pada derajat kenabian dan tidak
ada sesuatupun setelah derajat kenabian
yang lebih utama dari pada ilmu pengetahuan dan ilmu fiqh". Kemudian ia
ditanya: "Dari siapa perkataan ini?". Ia menjawab: "Dari seluruh
para ahli fiqh".
Imam Al Syafi’i ra. telah berkata:
“Seandainya para ahli fiqh yang selalu mengamalkan ilmunya bukan sebagai
kekasih Allah, niscaya Allah tidak akan mempunyai seorang wali".
Ibnu al Mubarak ra. berkata: "Seseorang
itu masih dianggap pandai selama ia mencari ilmu. Apabila ada seseorang menganggap
bahwa dirinya pandai, maka ia benar-benar telah bodoh".
Imam Waqi’ berkata: “Seorang
laki-laki tidak akan dikatakan orang alim, sehingga ia mau mendengarkan orang
yang lebih tua, mau mendengar orang yang sebanding dengannya, dan mau mendengar
orang yang lebih muda darinya.
Sufyan Al Tsauri berkata : “Keajaiban-keajaiban
itu merata ada dimana-mana. Pada akhir zaman seperti sekarang ini lebih merata
lagi, bencana yang menimpa manusia banyak. Sedangkan musibah masalah keagamaan
sekarang ini lebih banyak lagi. Bencana-bencana itu merupakan peristiwa yang besar,
namun kematian para 'ulama merupakan peristiwa yang lebih besar. Sesungguhnya
hidup orang alim itu adalah rahmat bagi umat, sedangkan kematiannya agama Islam
menyebabkan suatu cacat".
Dalam kitab Shahih Al Bukhari dan
Al Muslim ad sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abdullah Ibn Amr Ibn al ‘Ash
ra. ia berkata: "Aku mendengar dari Rasulullah, beliau besabda: “Sesungguhnya
Allah tidak mengambil ilmu dengan cara mencabut ilmu tersebut dari manusia,
akan tetapi Allah mencabut ilmu dari muka bumi ini dengan cara mencabut nyawa
orang-orang yang para ulama’, sehingga jika seorang alim sudah tak tersisa,
masyarakat mengangkat para pemimpin yang bodoh. Maka ditanyalah
pemimpin-pemimpin itu (tentang masalah keagamaan), kemudian mereka memberikan
fatwa tanpa berlandaskan ilmu pengetahuan, sehingga mereka menjadi sesat dan
menyesatkan orang lain".
FASHAL
Semua hal yang telah disebutkan
diatas; yakni keutamaan ilmu dan orang
yang memiliki ilmu, hanyalah hak ulama yang mengamalkan ilmunya, berkepribadian
baik dan bertakwa yang bertujuan untuk memperoleh keridhaan Allah SWT, dekat di
hadapanNya dengan mendapatkan surga yang penuh dengan kenikmatan. Bukanlah
orang yang ilmunya dimaksudan untuk tujuan-tujuan duniawi, yakni jabatan, harta
benda atau berlomba-lomba memperbanyak pengikut.
Telah diriwayatkan dari Nabi SAW:
“Barang siapa mencari ilmu untuk menjatuhkan para ulama’, atau berdebat dengan
para ahli fiqh atau bertujuan untuk memalingkan pandangan manusia, maka Allah
akan memasukkannya ke dalam api neraka" (H.R. Al Turmudzi ).
Dan diriwayatkan dari Nabi SAW:
“Barang siapa mempelajari ilmu yang seharusnya dicari hanya karena Dzat Allah,
tetapi bia tidak mempelajarinya kecuali untuk memperoleh tujuan-tujuan duniawi,
maka ia tidak akan mendapatkan aroma surgawi".
Juga diriwayatkan beliau: “Barang
siapa yang mecari ilmu karena selain Allah atau menghendaki Dzat Allah maka,
tempatilah tempat duduknya dari api neraka.
Juga diriwayatkan beliau; “Pada
hari kiamat nanti akan didatangkan seorang alim, kemudian ia dilemparkan ke dalam
api neraka sehingga ususnya terburai keluar dari perutnya, kemudian ia
berputar-putar di dalam neraka laksana keledei yang berputar sambil membawa
alat penggiling. Kemudian penduduk ahli neraka mengerumuninya sambil bertanya:
“Apa yang menyebabkanmu seperti ini?. Ia menjawab: "Aku memerintahkan
orang lain agar melakukan kebaikan, tetapi aku sendiri tidak melakukannya dan aku
melarang orang lain agar tidak melakukan perbuatan yang buruk, sementara aku
sendiri melakukannya”.
Diriwayatkan dari Bisyr ra.:
“Allah memberikan wahyu kepada Nabi Dawud as.: "Janganlah engkau jadikan
antara aku dan engkau ada seorang yang alim yang terfitnah, sehingga sifat
takkaburnya (sombong) menjauhkan dirimu untuk mencintai aku. Mereka itu adalah
orang yang pekerjaanya menghadang hamba-hambaku di tengah jalan".
Sufyan Al Tsauri ra. berkata: “Ilmu
itu dipelajari hanyalah untuk bertaqwa. Kelebihan ilmu atas ilmu yang lain hanya
karena ilmu digunakan bertaqwa kepadaAllah SWT. Jika tujuan ini menjadi cacat
dan niat orang yang mencari ilmu menjadi rusak, dengan pengertian bahwa ilmu
itu digunakan untuk mencapai perolehan hal-hal duniawi; berupa harta atau
jabatan, maka pahala orang yang mencari ilmu itu benar-benar telah terhapus dan
ia benar-benar telah dengan kerugian yang amat sangat.
Al Fudlail bin ‘Iyadl telah
berkata: ”Para ulama’ yang fasiq dan orang–orang yang hafal Al-Qur’an telah
mendatangi aku dan nanti pada hari kiamat mereka akan disiksa terlebih dahulu
sebelum disiksanya orang yang menyembah berhala”.
Al Hasan al Basri telah berkata: ”Siksaan
ilmu pengetahuan adalah hati yang mati, kemudian ia ditanya: “Apa yang dimaksud
dengan hati yang mati?. Ia menjawab: "Matinya hati adalah mencari harta
dunia dengan menggunakan perbuatan-perbuatan akhirat”.
0 comments:
Post a Comment